BERANDA PROPERTI SOSIAL SERBA SERBI KESEHATAN
Dengan Bisnis Mikro, Anda Tak Perlu Cari Investor | Views :125 Times |
www.cmbersama.blogspot.com Kamis, 12 Januari 2012 |
Di Indonesia, kita sering jumpai istilah “bisnis mikro” atau “usaha mikro”. Usaha ini biasanya berciri-ciri: dijalankan oleh seseorang sendiri, dengan jumlah pegawai sama atau kurang dari 5 orang, dan penjualannya kurang dari angka Rp 250 juta. Dengan masuknya e-commerce yang berbiaya rendah dan teknologi Internet yang makin membantu, dibutuhkan setidaknya modal minimal untuk mendirikan usaha baru , misalnya sekitar Rp 5 juta.
Kita sadari bahwa ada potensi bagi bisnis seperti ini untuk menjadi besar dalam ekonomi yang masih belum pasti. Menurut The Association for Enterprise Learning di Chicago, bisnis mikro turut menyumbang 2,5 juta pekerjaan untuk negara dalam dua tahun terakhir. Bisnis mikro biasanya dijalankan dari rumahdan bervariasi dari jasa konsultan hingga kuliner. Sementara itu di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan Pengertian dan kriteria Usaha Mikro. Usaha mikro adalah sebuah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Selama periode tahun 2007-2008, jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional ; pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.207 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.(sumber) Dal La Magna, penulis buku “Raising Eyebrows: A Failed Entrepreneur Finally Gets It Right” mengemukakan bahwa terdapat sejumlah prinsip fundamental bagi manajemen bisnis mikro, yaitu dengan memulai dalam jumlah kecil. Dengan begini, seorang entrepreneurbelajar banyak dari kesalahannya. La Magna memberikan 7 prinsip yang berguna untuk mengelola bisnis mikro. Buatlah bisnis agar sesuai passion Apakah Anda menyukai satu bidang tertentu? Kini pikirkan tentang bagaimana bisnis bisa mempengaruhi gaya hidup yang Anda jalani. Pikirkan bagaimana Anda hendak menghabiskan waktu sehari-hari, di mana Anda hendak tinggal, apakah Anda hendak bekerja untuk orang atau untuk diri sendiri, di waktu pagi atau malam dna sebagainya.Singkirkan aspek lainnya dalam bisnis Anda yang tidak mendorong munculnya gaya hidup yang Anda gemari dan menentang apa yang Anda targetkan. Bersikap hemat Jangan habiskan uang yang belum Anda hasilkan. Jangan berinvestasi untuk hal-hal yang Anda tak butuhkan. Jika ini berarti berjualan kue di pasar terdekat dan mengirimkan jajanan pasar ke toko setempat. Dua lusin dalam waktu bersamaan, maka lakukanlah. Ambil uang yang Anda hasilkan dan alokasikan untuk bisnis. Catat setiap pengeluaran Dari setiap rupiah yang Anda berikan kepada mereka yang membutuhkan di jalanan untuk menemui seorang klien prospektif hingga pakaian yang Anda beli supaya terlihat profesional, tulislah setiap rupiah yang Anda keluarkan. Kuncinya untuk mendirikan bisnis mikro ialah dengan menjaga pengeluaran tetap terkendali dan bisa dipertanggungjawabkan. Catat rugi dan laba Untuk dua tahun pertama dlam menjalankan bisnis mikro, susunlah sebuah catatan rugi laba. Ini akan banya membantu Anda untuk mengetahui ke arah mana perusahaan baru Anda mengarah, di bagian mana kelebihannya dan mengapa bisnis itu berfluktuasi. Temukan barang gratis Banyak tersedia barang yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan bisnis mikro tanpa harus membayar atau akan berakhir. Bersikaplah kreatif, gunakanfreecycle.com dan tanyakan pada teman Anda jika mereka memiliki printer atau komputer model lama atau kunjungi toko barang bekas layak pakai untuk mendapatkan perabotan kantor atau pernak pernik kantor yang bermutu dengan harga lumayan miring. Tulislah perjanjian Dengan bisnis mikro, klien Anda kadang berpikir bahwa mereka tak perlu untuk menandatangani perjanjian apapun. Salah! Biasakanlah untuk berpikir bahwa Anda adalah seorang pendiri perusahaan dan selalu mendapatkan kesepakatan bisnis dalam bentuk tertulis. Dan tentu jangan sampai ceroboh dalam menyimpan dokumen perjanjian milik Anda. Tetap sederhanakan Saat Dal pertama kali memulai Tweezerman, ia tak melakukan apapun tetapi berfokus pada usahanya Tweezer dan menjualnya secara eceran, hingga benar-benar laris. Jika Anda bisa melakukan satu hal dengan amat baik, jangan biarkan berkarat kelebihan itu hingga Anda sudah jumlah banyak dalam jangka panjang. Bagi mereka yang suka belajar entrepreneur secara otodidak yang suka melakukan pekerjaan sendirian daripada harus menghabiskan uang untuk jasa konsultan, maka bisa dipastikan Anda akan menyukai pendekatan bisnis mikro ini. Kelemahannya ialah bahwa bisnis Anda akan berkembang lebih lambat tetapi lebih organik. Jika Anda lebih menyukai untuk mengandalkan orang lain untuk sebagian besar pekerjaan, atau ignin mencapai tujuan dengan lebih cepat, pendekatan investor mungkin jawabannya. Namun ongkosnya tentu lebih tinggi dalam aspek waktu, tenaga, biaya dan kendali. Kini keputusan ada di tangan Anda tetapi ingatlah bahwa pilihan yang salah tidak akan membuat Anda meraih tujuan. (*Akhlis)
sumber artikel: (http://ciputraentrepreneurship.com)
|
No comments:
Post a Comment